Sebuah pertanyaan diajukan kepada Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albany rahimahullah,

السائل: يجب على الرجل أن يتزوج ذات الدين كذلك يجب على المرأة أن تتزوج ذي الدين؟

Penanya: ❝ Wajibkah bagi seorang lelaki untuk menikahi wanita yang memiliki agama(salihah -pent). Demikian pula wajibkah bagi seorang wanita untuk menikah dengan lelaki yang memiliki agama(saleh -pent)? ❞

الشيخ: طبعًا، النساء شقائق الرجل.

Asy-Syaikh: ❝ Tentu, wanita hukumnya berlaku sama dengan lelaki. ❞

السائل: على الوجوب؟

Penanya: ❝ Hukumnya wajib? ❞

الشيخ: وأنت في شك من ذلك؟

Asy-Syaikh: ❝ Apakah engkau masih ragu akan hal itu? ❞

السائل: لم يقول المصطفي: تنكح المرأة لمالها وحسبها؟

Penanya: ❝ Lantas mengapa Al-Mushthofa(Rasulullah ﷺ) bersabda, "Wanita itu dinikahi karena hartanya dan karena kedudukannya."? ❞

هذا يتحدث عن الواقع هو يعالج الواقع، يبين الواقع السيء ثم يعالجه بإصدار أمره الذي لا يجوز لنا أن نخالفه إلى غيره

Asy-Syaikh: ❝ Ini membicarakan tentang realita yang terjadi, beliau(berusaha)  menangani realita yang terjadi. Beliau menerangkan realita buruk yang terjadi, lantas kemudian beliau memperbaikinya(memberikan solusi -pent) dengan keluarnya perintah beliau(setelahnya). Yang mana tidak boleh bagi kita untuk menyelisihinya dengan perkara yang lain.

(Rasulullah ﷺ bersabda:)  

فعليك بذات الدين تربت يداك

"Maka wajib bagimu (menikah) dengan wanita yang memiliki agama(salihah -pent), niscaya 'kedua tanganmu akan berlumuran dengan tanah'(sebuah ungkapan orang-orang arab terdahulu yang menunjukkan motivasi dan dorongan -pent)."

يعني أنت في شك من أن هذا الأمر للوجوب؟

Yakni masihkah engkau ragu bahwasannya perintah ini menunjukan wajib? ❞

[ Tanya jawab Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah dalam Silsilah Al-Huda wan Nuur: 13 ]